Sabtu, 19 November 2011

BERAS, PERHATIAN UTAMA YANG MASIH MEREPOTKAN

Impor beras dilakukan sebuah negara pastinya dikarenakan pada waktu tertentu negara tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan beras secara mandiri. Maka dari itu diperlukan pasokan beras dari Negara lain yang dapat membantu memenuhi kekurangan beras tersebut. Sama halnya dengan Indonesia yang sudah sering melakukan impor beras dari berbagai Negara lain. Dan di sepanjang tahun 2011, tepatnya akhir Bulan Oktober Indonesia telah melakukan kontrak impor dengan Negara Thailand sebanyak 1,35 juta ton beras dari 1,6 juta ton yang diijinkan oleh pemerintah Indonesia. Impor yang rencananya akan diberhentikan pada tahun 2012 nanti sepertinya akan menjadi harapan semata karena bisa kita lihat keadaan di lapangan secara nyata bahwa walaupun Indonesia sudah mengimpor beras akan tetapi masih banyak  sekali daerah di Indonesia  yang kekurangan suplai beras.
            Contohnya daerah Nusa Tenggara Timur yang beberapa waktu lalu Bulog sudah mendatangkan beras impor dari Vietnam. Akan tetapi masih ada perkiraan bahwa beras yang didatangkan tersebut belum bisa mencukupi kebutuhan warga NTT sampai akhir tahun 2011. Bahkan dijelaskan bahwa untuk mengatasinya akan didatangkan beras lagi dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Untuk satu provinsi saja begitu banyak membutuhkan suplai beras dari beberapa daerah lain, apalagi pada daerah lain yang banyak penduduk namun persediaan beras lokal masih kurang?
Faktor kurangnya suplai di beberapa daerah lain yang sudah terkabarkan adalah kurangnya sarana dan prasarana. Seperti halnya di Siak, Provinsi Riau. Hal itu dikarenakan kurangnya perbaikan pada sistem pengairan, pengendalian keadaan tanah dan pengolahan tanah. Dari beberapa penyebab tersebut memang terkait dengan ada atau tidak adanya ‘sang ahli’ yang berkontribusi di dalamnya. Tidak bisa dipungkiri lagi masih banyak petani di Indonesia yang mengurus lahan mereka sendiri atau sebagai buruh tani belum memiliki pengetahuan yang cukup baik untuk itu. Maka dari itu, di setiap desa idealnya terdapat pengawas untuk mengarahkan dan memonitor setiap kegiatan pertanian maupun perkebunan di suatu desa.
Selain itu para ahli tersebut dibutuhkan terkait dengan adanya data mengenai pengelola pertanian,proses pertanian sampai produk pertanian yang mencakup kuantitas maupun kualitas yang akan berguna untuk membuat peraturan/kebijakan. Bisa kita lihat jika suatu daerah kekurangan ahli pertanian, seperti para penyuluh pertanian maka akan didapatkan suatu hasil yang kurang maksimal. Seperti halnya di daerah Melawi, Kalimantan Barat yang mengalami kurangnya jumlah penyuluh pada setiap desa yang berkaitan dengan tersedia atau tidak tersedianya data produksi. Sehingga dengan keadaan tersebut menjadikan lahan-lahan yang digunakan kurang begitu optimal hasilnya.
            Terdapat faktor lain yang perlu diperhatikan  yaitu adanya alih fungsi lahan. Contohnya pada lahan padi di Siak, Provinsi Riau yang beralih fungsi menjadi lahan kelapa sawit. Pastinya terdapat suatu alasan mengapa lahan padi dialihfungikan. Bisa saja dikarenakan adanya bencana alam, namun yang utama dan fakta yang terlihat adalah  karena penghasilan yang diberikan oleh hasil perkebunan kelapa sawit lebih besar dibandingkan dengan hasil lahan padi. Walaupun tentunya para penduduk juga mengetahui bahwa sebenarnya beras yang dihasilkan belum bisa mencukupi kebutuhan mereka. Namun, apa daya, yang ada hanyalah peraturan atau kebijakan yang kurang tegas serta kurangnya kesadaran masyarakat itu sendiri.
            Di samping itu, masalah terkait lainnya adalah kurangnya dana aliran khusus yang dianggarkan pemerintah untuk pertanian di beberapa daerah. Pemberian bibit unggul yang diharapkan juga belum mencapai jumlah yang diharapkan. Bisa dicontohkan pada Kota Kotamubagu, Sulawesi Selatan  yang tidak diberikan dana aliran khusus sama sekali. Yang bisa kita lihat di sini adalah masalah pendistribusian dan pembagian dana yang tidak merata.
            Menanggapi beberapa penyebab kurangnya ketersediaan beras yang terjadi di sepanjang tahun 2011 di atas, maka sebagai masyarakat secara umum yang diharapkan adalah terciptanya suatu sistem yang benar-benar terorganisir dengan baik untuk mengatasi semua masalah yang telah disebutkan sebelumnya maupun yang mungkin belum terbahas. Memang perlu diakui, semua tidak bisa terselesaikan hanya dengan usaha satu pihak saja, namun harus diusahakan bersama-sama dengan pihak-pihak terkait lainnya. Hanya saja di sini lebih ditekankan pada perbaikan Sumber Daya Manusia. Karena SDM-lah yang bisa berperan sebagai subyek untuk membenahi kerusakan yang terjadi. Selain itu juga bisa diadakan bahan pangan pengganti beras yang sudah disebarluaskan dan  sudah digunakan di beberapa daerah di Indonesia yaitu sorgum. Akan tetapi, proses penyebarluasan informasi dan proses adaptasi yang panjang akan diperlukan pada masyarakat Indonesia yang terbisaa makan beras untuk beralih pada sorgum ini. Pada intinya, bagaimanapun caranya, kita pasti bisa mengatasi semua permasalahan akan tetapi sangat membutuhkan perjuangan dan waktu yang tidak sedikit.

Kamis, 17 November 2011

BELAJAR DARI AWAN

Kita bisa mengartikan apapun yang berkaitan dengan awan. Yang pasti menurut diri kita sendiri. Di sana terdapat banyak makna yang dapat kita ambil. Mencoba melihat apa yang tersirat di dalamnya. Meskipun sebenarnya sudah sangat sering kita lihat. Hanya saja kita tak pernah menyadarinya.

Ketika awan putih menyapa, apa yang ada di pikiran setiap orang? Kebanyakan pasti berpikir bahwa hari ini akan cerah. Suatu hal yang menyenangkan memang. Tak ada salahnya kan jika kita mengadopsi keputihan awan itu ke dalam hati?sebaiknya tak akan berhenti walaupun awan tak berwarna putih suatu hari.

Lalu, apa jadinya jika awan berubah keabu-abuan sampai kehitam-hitaman? Gelap? Atau yang biasa disebut mendung, tentunya ada sebagian orang yang senang akan adanya hujan yang turun setelah itu, namun di sisi lain juga ada yang tidak menyukai turunnya hujan. Kita dapat memaknai hal itu dengan menganggap bahwa hati terkadang memang membutuhkan satu saat dimana hitam diartikan suatu ketegasan,rasa tega,sedikit keras mungkin untuk menghadapi suatu hal yang pantas.

Awan putih bergerak mengikuti arah angin. Ada yang disebut prioritas,dan pasti ada sesuatu yang tidak menjadi prioritas. Nah, yang tidak menjadi prioritas inilah yang biasanya dibiarkan mengalir apa adanya. Dimana kita tak menaruh effort di dalamnya. Hanya membiarkannya berjalan dengan sendirinya. Meskipun terkadang membuat sakit.

Namun, di sisi lain awan bergerak mengajarkan kita untuk terus move on. Terus maju. Tidak terpaku pada satu hal yang hanya bisa membuat kesenangan hati semakin terpendam. Meninggalkan semua yang harus ditinggalkan. Mencoba melangkah menuju suatu tempat,suatu waktu, dan suatu pelabuhan yang bisa menampakkan kebahagiaan. Tentunya tidak hanya bagi diri sendiri,akan tetapi orang-orang di sekitar.

Ada lagi, awan senja berwarna jingga. Tidak terlalu mencolok, mengkombinasikan diri dengan warna hitam, biru tua, biru muda, abu-abu, dan putih. Tak menunjukkan warna menantang. Adopsilah layaknya kerendahan hati, keramahan, ketentraman, kedamaian. Yang seharusnya memang selalu diterapkan dalam kehidupan bersama yang lain ini.
Awan.. sepertinya rapuh. Sering terbawa angin. Lihat kekuatan lainnya. Memiliki andil dalam siklus air di bumi ini.

Lihat semua hal dari segi negatifnya untuk bisa menghindari pengaruh buruknya..
Tengok segi positifnya untuk menghargainya..

Selasa, 15 November 2011

TERPAKSA ITU TIDAK BAIK

Siapapun jika bertemu dengan hal yang tidak disuka pasti responnya adalah tidak mau atau mau namun terpaksa. Mungkin juga ada yang tidak suka tapi mau melakukannya tanpa mengeluh dan merasa terpaksa dalam hatinya. Dan pastinya itu karena keterikatan dengan yang namanya kewajiban.
Tapi tidak sama halnya dengan masalah hati. Cinta tidak bisa dipaksakan. Rasa cinta itu tidak bisa dibuat-buat, tidak bisa dengan sengaja kita merencanakan bahwa kita akan jatuh cinta dengan seseorang. Yang namanya terpaksa itu mengalir apa adanya. Cinta munculnya tiba-tiba. Yang paling sering terjadi adalah cinta muncul karena ketulusan hati.
Cinta kadang bisa muncul secara cepat dan juga bisa muncul secara perlahan bahkan lama sekali. Cepat, yang namanya pandangan pertama, biasanya seperti itu. Namun jangan salah, pandangan pertama tak selalu gara-gara yang namanya wajah cantik/ganteng, bisa saja karena pertama kali melihat ketulusan dan kebaikan seseorang, ketegasan, kewibawaan, kesabaran, keramahan, dan sejenisnya. Perlahan, jika temen lama-lama jadi demen. Ungkapan yang sering kita dengar. Tapi, itu berlaku bila dua-duanya (cewek-cowok) memang pertama kali bertemu sebagai teman dan tidak merasakan apa-apa pada saat itu. Nah, yang terlalu lama, lama banget ini akan kita temukan jika mengalami salah jalan, salah jalur, salah respon, hingga salah persepsi. Tidak perlu dijelaskan panjang lebar, karena semua pasti tahu apa maksudnya..:)
Kembali ke keterpaksaan, hal itu terjadi ketika seseorang yang tak cinta sedang dihimpit oleh tekanan dari orang lain, tekanan dari keadaan maupun situasi lingkungan sekitarnya yang mengharapkan dia agar menjadi cinta. Hanya saja bukan suatu paksaan yang harus benar-benar dijalankan. Namun, hati ini pasti akan merasakan rasa tertekan itu. Walaupun kita tidak jadi melakukan apa yang terkesan dipaksakan itu.
Yang namanya tidak cinta ya sudah…tidak cinta saja. Yang namanya cinta ya sudah akuin saja kalau memang cinta... Terpaksa cinta pada orang yang tak dicinta tentunya akan manyiksa diri kita sendiri. Merasa ditekan oleh sesuatu yang diciptakan sendiri, sesuatu yang tak dikehendaki dari awal.
Aku hanya tak ingin melakukan sesuatu dengan keterpaksaan dan kebohongan. Cinta tidak membutuhkan keterpaksaan dan kebohongan.
Yang aku ingin tahu sekarang, apakah cinta itu bias dibiasakan?
Apakah cinta itu bias dipelajari?

Selasa, 01 November 2011

SAYA PENGEN NULIS BANYAAAK BANGEEEEEEET..

TAPI SAYA UTS..........:'(

About Me :

Foto saya
Mantan Pelajar di SMAN 2 Madiun // Public Health Universitas Airlangga Surabaya // Bekerja untuk Indonesia Suka Makan // Suka Travelling // Suka Rame2 // Suka Baca Novel // Suka Nonton Film // Suka Galak // IG - Twitter : @yohanratihfe