2. Cinta memiliki aturannya sendiri. Tak bisa dicerna kecuali dengan mata hati. Ikuti saja ke mana ia akan membawa serta.
3. Cinta mendekat dan menjauh tanpa aturan. Membutuhkan waktu yang tak terbilang untuk peraturan dan perpisahan.
6. cinta itu bukan soal gagal atau tidaknya. Cinta tetaplah indah apapun hasilnya. Apa yang seharusnya kita lakukan adalah mencari kesempurnaannya.
- Moammar Emka (hal.298)
7. Takkan lari cinta dikejar, takkan kemana rindu diburu. Tapi kita tidak boleh tinggal diam. Tetap harus berlari dan berburu untuk mendapatkannya. Berdoa dan tawakal, kemudian.
8. Ketika memikirkan orang yang pernah kamu cintai, ingatlah dia dengan tersenyum untuk berterimakasih. Karena dialah, kamu lebih mengerti tentang kasih.
- Moammar Emka (hal.299)
Berharap, tak pernah sia-sia; sekecil apa pun itu. Karena kesempatan selalu ada – kapan pun itu. - Moammar Emka (no.13 hal.300)
16. Cinta tak selalu cukup, hanya butuh dimengerti, ternyata.
17. Selamat ulang tahun, cinta. Satu detik terlampaui. Melesat jauh, menanak seribu jejak kaki. Selamat mengarungi bahtera Nuh, hari ini dan nanti.
19. Ternyata, rindu dan kesendirian adalah kombinasi yang berbahaya.
20. Hidup itu bukan tentang menunggu badai berlalu, tapi tentang bagaimana belajar enari dalam hujan.
- Moammar Emka (hal.301)
“Beruntunglah masih bisa mencecap pahit. Setidaknya kita bisa menakar manis itu seperti apa rasanya” - Moammar Emka (no.28 hal.305)
“Karena Tuhan punya rencana. Kita berusaha, berdoa dan bertawakal saja. Cinta dan penyatuan kita tak akan ke mana.” - Moammar Emka (no.33 hal.307)
35. Cinta? Tanpa definisi. Yang biasa dan bisa kita lakukan adalah mengespresikannya. Kasihan cinta kalau harus diartikan ini-itu. Cinta menjadi terisolasi dan masuk ke dalam kotak!
37. Love is blind. Karena cinta tidak butuh mata. Kenapa harus menyesal saat cinta putus. Ambil nilai terindahnya aja. Lupakan sisi pahitnya. Cinta akan menjadi lebih berharga maknanya.
- Moammar Emka (hal.308)
“Jatuh dan putus cinta. Bayangkan dua kata sebelumnya tak pernah ada. Hanya cinta. “Tanpa sebab rasa itu jatuh kepadamu” - Moammar Emka (no.38 hal.309)
“Sepotong sapa, kejutan berjuta. Mengunci lidah, kelu berkata. Ada binary bahagia, malu-malu tapi nyata. PS : Hati-hati ya…” - Moammar Emka (no.49 hal.311)
Selambat atau secepat apa kita ingin melupakan? Tidak ada jawaban yang tersirat,pun tersurat. Selama ingatan adalah akarnya, melupakan adalah milik waktu; kapan pun itu.
…..
Melupakan semua tentangmu? Tak mungkin; karena kamu tinggal dalam ingatan.
- Moammar Emka (hal.314)
65. Kita harus memilih. Kini atau masa lalu. Dan jangan kira kita bisa berbalik dan mengingkari keputusan kita sendiri.
70. Kadang, cinta itu tak perlu bicara. Dalam diam pun cinta tetap bisa berkata-kata.
- Moammar Emka (hal.315)
“Hiduplah dalam cinta, jika ingin berbahagia” - Moammar Emka (hal.316)
79. Tak pernah ada kata terlambat untuk cinta. Jika jatuh cinta, katakanlah! Biar tak ada sesal yang menguntit di belakang hari.
80. Dari padi, kita belajar rendah hati. Dari kamu, aku belajar mencintai.
- Moammar Emka (hal.317)
82. Kekalahan mengajarkan kemenangan. Cinta yang melunturkan kebencian. Cinta yang member tanpa pamrih; meniadakan timbale baliknya.
83. Mengulang dari awal juga sebuah pilihan. Yakin bisa, lakukan! Kembali lagi mengeja hatimu, yakin bisa kulakukan.
- Moammar Emka (hal.318)
“Waktu. Dia selalu ada dan siap sedia. Kadang, kita yang cuek dan mencampakkannya hingga kebersamaan hilang maknanya. Iya, kita!” - Moammar Emka (no.90 hal.319)
“Apa yang coba kuhindari? Masa kini, lalu apa nanti? Percuma lari, ketiganya pasti kutemui. Kita bersiap diri, saja. Karena hidup itu butuh masalah supaya kita tahu bahwa kita punya kekuatan.” - Moammar Emka (no.107 hal. 323)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar