Kamis, 23 Februari 2012

TUJUH – TANYA HATI, ENTAH

Haruskah kita tidak acuh dan mengingkari rasa saling itu? Sementara di setiap kedip mata, rindu membilas kekeringan rasa kita. …….
……Entah di mana, entah kapan masanya, cinta itu memanggilku lagi? Jika itu terjadi, semoga kamulah tujuanku berlari – seklai lagi.
– Moammar Emka (hal.212)



Jika jawab tak juga ada, haruskah praduga jadi jembatannya? Jika sapa tak juga berbalas semestinya, haruskah diam jadi pilihan? Bukan semestinya, tapi sekiranya. – Moammar Emka (no.3 hal.231)

“Terjaga demi sepotong Tanya – untuk hati, yang tak juga menemui abjad jawabannya. Keruh, tak kuasa menyepuh sabda” – Moammar Emka (no.4 hal.231)

9. Di sana, aku masih saja berharap bisa menunggumu. Tapi, entah kapan itu menjadi nyata. Atau sebaliknya, aku pergi saja dan membunuh semua tentangmu, tak bersisa?
10. Berbenah dari segala gundah. Berteduh dari setiap gaduh. Kepadamulah muara itu? Entah.
– Moammar Emka (hal.215)

“Aku telah berjalan begitu jauh dari diriku – tapi sepertinya tidak darimu. Entahlah!” – Moammar Emka (no.12 hal.216)

Apalah artinya jarak. Sejauh kuberlari, tetap saja lekang bayangmu menengahi ruang kerinduanku. Tak sedikitpun beranjak. Sementara jauh di sudut hatiku, namamu masih tersimpan dan rapi terjaga. Apakah aku mampu? – Moammar Emka (no.22 hal.218)

29. Isyarat itu… Apakah telah hilang sepenuhnya atau bersembunyi dalam ketakutannya? Menggigil enggan menampakkan wajah keakuannya.
30. Tanda- tandamu tak juga bisa kubaca. Bahkan sekadar satu kata pun, tak ada.
– Moammar Emka (hal.219)

“Pengakuan, kenyataan, dan pengingakaran. Tiga dalam satu merangsek maju untuk mencari kebenaran perasaanku,kepadamu” – Moammar Emka (no.33 hal.220)

INKONSISTEN. Bergeser ke kiri, lalu ke kanan. Diam di tempat, mundur ke belakang, lalu maju selangkah. Pikiran bercabang membabibuta. Kamu, rindu, dan pengingkaran. – Moammar Emka (no.37 hal.221)

Sadarku makin nyata. Tak berhak lagi aku bertanya. Biarkan saja lirih yang angkat bicara : “Di matamu, aku ini siapa?” – Moammar Emka (no.40 hal.221)

“Senja. Entah berapa jauh lagi aku harus berlari ke arahmu. Hanya di garis finis, aku ingin berhenti. Masih jauhkah?” ­– Moammar Emka (no.44 hal.222)

Cuma ada kata ENTAH, setiap kali kuasamu atas hatiku menggugat rindu ini bangkit lagi, entah untuk yang keberapa kali – Moammar Emka (no.49 hal.223)

58. Mungkinkah aku terlanjur kehilangan apa yang selama ini kuyakini sebagai keakuan perasaan: KAMU?!
59. Menyudahi apa yang seharusnya kuakhiri. Mengakhiri apa yang seharusnya kusudahi. Benarkah ini sudah “seharusnya”?!
– Moammar Emka (hal.225)

Dibelenggu semu dan nyata cintamu. Betapa susah mencari batas pemisahnya. Aku Cuma tak ingin membeku putus asa;terjepit di antaranya – Moammar Emka (no.69 hal.227)

Aku tak bisa lebih berbahagia dari hanya
bermimpi tentangmu. Aku butuh ini
menjadi nyata. Apa kau menungguku
di sana ketika aku tak kuasa terjaga?
Semoga.
– Moammar Emka (hal.228)

Mimpi. Biarkan aku mencarinya sekali lagi. Mungkin, dia masih menunggu. Tapi, mengapa rinduku seperti melaknat malam. Untuk alasan apa di menunggu? Memastikan ketololanku karena telah mengabaikanmu. Entah! – Moammar Emka (no.73 hal.228)

Dengan menelantarkan renyah kata.
Kenapa juga mesti kukuh? Membingungkan nalar, dan tepikan logika jika hanya menyisakan Tanya tak terjawab. Entahlah!

……Kita tidak sedang mengawalinya karena kita tidak pernah mengakhirinya. Apa sebenarnya yang kita inginkan sekarang?......
Bersambung. Inikah episode yang kita inginkan? Cerita cinta yang berulang tanpa pengakhiran. Entah! Mari kita merintih bersama; Tanya hati.
– Moammar Emka (hal.230)

Aku tepikan Tanya yang menciut di ambang ketakutan. Diam meradang tak tentu arah. Masih kamukah tujuan. Aku tidak menyerah. Aku hanya lelah berdiri di simpang jalanmu, tanpa kepastian. – Moammar Emka (no.84 hal.231)

Berangkat dari pekat ragu, tahu-tahu kini aku bertekuk lutut di hatimu, satu. Meskipun menyisakan Tanya, tetap saja aku menujumu. Inikah pilihanku? – Moammar Emka (no.99 hal.235)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About Me :

Foto saya
Mantan Pelajar di SMAN 2 Madiun // Public Health Universitas Airlangga Surabaya // Bekerja untuk Indonesia Suka Makan // Suka Travelling // Suka Rame2 // Suka Baca Novel // Suka Nonton Film // Suka Galak // IG - Twitter : @yohanratihfe